Rabu, 18 Maret 2015

Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel "Perahu Kertas"

A.    IDENTITAS BUKU

Judul Buku      : Perahu Kertas
Penulis             : Dewi Lestari (Dee)
Editor:             Hermawan Aksan
Penerbit           : Bentang Pustaka
Cetakan           : I, Agustus 2009
Harga              : Rp 58,650
Tebal               : XII + 444 halaman; 20 cm
ISBN               : 978-979-1227-78-0

B.     SINOPSIS BUKU

Cerita yang terdapat pada novel Perahu Kertas dimulai dari kisah seorang Keenan, remaja yang baru saja lulus SMA, yang selama enam tahun tinggal bersama neneknya di Amsterdam. Namun karena perjanjian dengan ayahnya, Keenan terpaksa pulang ke Indonesia dan berkuliah di Bandung, di Fakultas Ekonomi. Sementara Keenan sendiri sangat tidak menginginkannya dan lebih memilih untuk menjadi seorang pelukis dibandingkan seorang businessman. Keenan memiliki bakat melukis yang kuat dari ibunya dan dia tidak mempunyai cita-cita lain selain menjadi pelukis.
Sementara, di sisi lain, ada Kugy, seorang cewek unik yang cenderung banyak kejutan di dalam kehidupannya. Kugy juga akan berkuliah di universitas yang sama dengan Keenan. Tak beda dengan Keenan, Kugy pun mempunyai cita-citanya sendiri, yaitu menjadi juru dongeng. Kugy sangat menggilai dongeng. Tak hanya mengkoleksi buku-buku dongeng dan punya taman bacaan, Kugy juga sangat senang menulis dongeng. Walaupun Kugy yakin menjadi seorang juru dongeng bukanlah profesi yang meyakinkan yang akan diterima dengan mudah oleh khalayak umum. Akan tetapi, Kugy tak ingin lepas begitu saja dari dunia tulis menulis, Kugy lantas meneruskan pendidikannya di Fakultas Sastra.
Kugy dan Keenan dipertemukan lewat pasangan Eko dan Noni. Eko merupakan sepupu Keenan. Sementara Noni merupakan teman Kugy sejak mereka berdua masih kecil. Mereka berempat akhirnya bersahabat karib.
Lambat laun, Kugy dan Keenan saling mengagumi dan tanpa mereka sadari mereka saling jatuh cinta, tanpa pernah ada kesempatan untuk saling mengungkapkan, dikarenakan situasi yang tidak memungkinkan.  Kugy sudah mempunyai pacar bernama Ojos (panggilan yang semena-mena diciptakan oleh Kugy). Sementara Keenan saat itu sedang dicomblangkan oleh Wanda, seorang kurator muda, yang merupakan sepupu Noni.
Persahabatan empat sekawan itu mulai merenggang sejak adanya Wanda. Kugy lantas menjalani kegiatannya yang baru dan sibuk dengan kegiatan itu, yakni menjadi guru relawan di sekolah darurat bernama Sakola Alit. Di sanalah Kugy bertemu dengan Pilik, muridnya yang nakal namun kelihatan cerdas. Pilik dan kawan-kawannya berhasil ditaklukan oleh Kugy dengan cara, ia membuatkan mereka kisah petualangan dengan mereka sebagai tokohnya, yang diberi judul: Jendral Pilik dan Pasukan Alit.  Kugy menuliskan kisah petualangan murid-muridnya itu di sebuah buku tulis, yang kelak diberikan kepada Keenan.
Hubungan Keenan dan Wanda yang semula mulus, akhirnya hancur dalam semalam. Begitu juga dengan impian Keenan yang selama ini ia bangun dan perjuangkan, kandas dengan cara yang mengejutkan bersamaan dengan hancurnya hubungan ia dengan Wanda. Dengan hati hancur, Keenan meninggalkan kehidupannya di Bandung dan keluarganya di Jakarta, lalu pergi ke Ubud dan tinggal bersama Pak Wayan yang merupakan sahabat ibunya.
Hari-hari bersama keluarga Pak Wayan, yang semuanya merupakan seniman-seniman yang cukup disegani di Bali, sedikit demi sedikit mulai mengobati hati Keenan. Sosok yang sangat berpengaruh dalam penyembuhannya yaitu Luhde Laksmi, keponakan Pak Wayan. Keenan pun akhirnya mulai bisa melukis lagi. Berbekal kisah petualangan Jendral Pilik dan Pasukan Alit yang diberikan oleh Kugy, Keenan membuat lukisan-lukisan serial yang menjadi terkenal dan diburu para kolektor.
Kugy, yang kesepian dan kehilangan sahabat-sahabatnya di Bandung, menata ulang hidupnya. Ia cepat-cepat lulus kuliah dan langsung bekerja di sebuah biro iklan di Jakarta sebagai copywriter. Di sana, ia bertemu dengan Remigius Aditya, atasan yang sekaligus sahabat abangnya, Karel. Dengan cara yang tak terduga karier Kugy naik daun dan menjadi orang yang diperhitungkan di kantor itu karena pemikirannya yang ajaib dan serba spontan.
Namun sosok Remigius tidak melihat Kugy dari sisi itu. Remi menyukai Kugy tidak hanya dari ide-idenya, tapi juga semangat dan sisi keunikan Kugy. Dan akhirnya Remi pun harus mengakui bahwa ia jatuh hati kepada Kugy. Sebaliknya, ketulusan Remi meluluhkan hati Kugy dan membuatnya memilih Remi.
Keenan tidak bisa selamanya tinggal di Bali. Kondisi kesehatan ayahnya yang memburuk, memaksanya untuk pulang ke Jakarta dan harus menjalankan perusahaan ayahnya karena tidak mempunyai pilihan lain.
Pertemuan antara Keenan dan Kugy tidak bisa terelakkan. Bahkan empat sekawan ini bertemu lagi dan bercanda seperti masa-masa jayanya dulu. Semuanya dengan kondisi yang berbeda. Dan kembali hati mereka diuji. Kisah cinta dan persahabatan selama lima tahun ini pun berakhir dengan kejutan bagi semuanya. Akhirnya setiap hati hanya bisa memasrahkan dirinya kemana aliran cinta membawanya.
Dari sinopsis di atas, kita bisa menghetahui, bahwa sesungguhnya, kemanapun cinta kita dilabuhkan di suatu tempat yang kita mau, tetapi sejujurnya, hati selalu tahu dimana sepantasnya ia dimuarakan.  Hati tidak perlu memilih siapa yang akan dicintainya, tetapi sebaliknya, hati dipilih oleh cinta itu sendiri. Novel ini diwarnai oleh pergelutan idealisme, tawa, tangis, dan cinta. Semua dikemas rapi oleh Dee sehingga meninggalkan bekas yang mendalam setelah membaca novel ini.
Walaupun banyak latar yang dipakai oleh novel ini, yaitu Belanda, Jakarta, Pantai Ranca Buaya, dan Ubud, tidak sama sekali membuat para pembaca kebingungan saat membacanya dan menjadikan novel ini banyak detail-detail penjelasan latar yang tidak diperlukan. Tetapi sebaliknya, cerita ini mengalir begitu saja bagai perahu kertas yang berlayar tanpa halangan. Meskipun pada bagian bahasa Balinya menggunakan bahasa yang termasuk kasar karena ejekkan tetapi tidak mengurangkan nilai novel Perahu Kertas di hati para pembaca.

C.    UNSUR INSTRINSIK

1)     Tema    : Percintaan
2)      Alur     : Maju. Novel Perahu Kertas memiliki alur maju sebab bagian awal novel sampai akhir menceritakan kejadian yang terjadi dari waktu ke waktu, tidak berbalik ke masa lalu.
3)      Bahasa : Bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa Jerman, bahasa Sunda dan Bahasa Bali.
4)      Penokohan :
·         Kugy : Seorang gadis periang dan unik, hal itu dapat dilihat di halaman 265 ;
“Iya. Itu unik,” Remi pun manggut-manggut setuju, “tapi saya nggak terlalu kaget. Karel sudah bilang kalau kamu memang unik.” “Dalam kasus saya, kata ‘unik’ itu seringnya merupakan ungkapan halus dari kata ‘aneh’.” Ungakap Kugy tersipu malu.
·         Keenan : Sosok pemuda yang tabah dalam menjalani takdir hidupnya. Dia mempunyai prinsip bahwa mungkin kita harus menjadi sesuatu yang bukan diri kita, untuk akhirnya menjadi sesuatu yang merupakan diri kita sendiri. Hal itu tersirat di halaman 2 saat dirinya harus pulang ke Bandung dari Amsterdam ;
“Keenan tersenyum tipis, urung membereskan buku-buku tadi. Hatinya terusik. Oma mengatakan itu seolah-olah ia tak akan pernah kembali ke rumah ini. Keenan tahu saat ini akan hadir tak terelakkan. Hanya keajaiban yang bisa membatalkannya kembali ke Indonesia. Bertahun-tahun, Keenan berharap dan berdoa keajaiban itu akan datang. Keajaiban tak datang-datang..”
·         Remi : Dalam novel ini, Remi digambarkan sebagai sosok the most wanted eligible bachelor, namun dari sekian wanita yang menginginkannya Remi memilih Kugy dengan tulus untuk menjadi pacarnya. Dapat disimpulkan dalam bacaan di halaman 308 ;
“Kamu ...,” suara itu bergetar, “… kamu adalah alasan baru saya ke kantor setiap hari. Kamu bikin saya semangat ... bikin saya ketawa ... bikin saya kepingin melakukan banyak hal ... bikin saya nyaman ...,” Remi berhenti sejenak, menenangkan jantungnya yang juga berdebar tak keruan, “kamu ... bukan cuma bikin saya kagum, tapi juga jatuh cinta.” (ungkapan Remi kepada Kugy)
·         Luh De : Luh De adalah keponakan dari Pak Wayang yang diceritakan sebagai seorang gadis yang pemalu dan cenderung pendiam tetapi dewasa. Hal ini tergambarkan di halaman 430 ;
“Saya belajar dari kisah hidup seseorang. Hati tidak pernah memilih. Hati dipilih. Jadi, kalau Keenan bilang, Keenan telah memilih saya, selamanya Keenan tidak akan pernah tulus mencintai saya. Karena hati tidak perlu memilih. Ia selalu tahu ke mana harus berlabuh,” Luhde menggenggam tangan Keenan sejenak, “yang Keenan cari bukan di sini.”
5)    Gaya Bahasa
Dee tidak banyak menggunakan bahasa yang asing bagi para pembaca awam pun tidak akan kesulitan mencerna arti dari kata – kata yang dipakai dalam penulisan novel. Terdapat bahasa asing dalam novel antara lain, bahasa Belanda dan bahasa Inggris, selain itu juga terdapat beberapa kalimat yang menggunakan bahasa daerah yaitu bahasa Bali dan bahasa Sunda.

D.  UNSUR EKSTRINSIK

a. Biografi Pengarang

Nama asli : Dewi Lestari Simangunsong
Tanggal lahir : 20 Januari 1976
Lahir di : Bandung, Jawa Barat, Indonesia Zodiac : Capricorn
Terkenal sejak menjadi anggota trio vokal "Rida Sita Dewi" (1994)
Kewarganegaraan : Indonesia
Suami : Marcell Siahaan (12-Sep-2003 - 2008), Reza Gunawan (sejak 11-Nop-2008)
Anak-anak : Keenan Avalokita Kirana (5-Agt-2004), Atisha Prajna Tiara (23-Oktober-2009)

Bukan hanya terkenal sebagai penulis, Dewi Lestari juga terkenal dalam bidang menyanyi. Walau kini Dewi Lestari lebih memfokuskan diri sebagai penulis. Eksistensinya dalam menulis tidak perlu diragukan lagi. Terbukti pada Juli 2011 lalu, penulis yang terkenal dengan lagunya “Malaikat Juga Tahu” kembali meluncurkan karyanya yaitu kumpulan cerita “Madre” yang terdiri atas 13 cerita karya fiksi.
Hal yang patut kita teladani dari Dewi Lestari adalah kita dapat menggapai dua mimpi bahkan lebih, asalkan kita bersungguh – sungguh dalam mewujudkan mimpi tersebut. Seperti Dewi Lestari yang tidak hanya berprofesi sebagai penulis namun juga mampu berkiprah sebagai penyanyi. Menjalani hidup jangan cuma menggapai satu mimpi saja. Selagi bisa, tidak ada salahnya untuk mencoba mewujudkan mimpi – mimpi yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar